Ramadhan Telah Usai, Selanjutnya Apa?
Bulan yang suci dan penuh keberkahan telah usai. Shalat idulfitri pun
telah kita laksanakan meski masih dalam suasana pandemi. Namun yang paling
penting adalah jangan sampai rutinitas ibadah yang telah kita kerjakan selama
bulan suci Ramadhan hilang begitu saja. Demi Allah jangan sampai kita merugi
saat nyawa masih menyatu dengan raga.
Ibadah-ibadah yang sebaiknya dikerjakan dan seharusnya tetap dijaga
meski Ramadhan telah usai adalah:
Berpuasa Enam Hari di Bulan Syawal
Setelah puasa Ramadhan usai, alangkah lebih baiknya jika disambung
dengan ibadah enam hari berpuasa di bulan Syawal. Mengenai cara pengerjaannya,
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menyebutkan bahwa puasa
enam hari pada bulan Ramadhan lebih utama dikerjakan secara berturut-turut dan
dilakukan selepas hari idulfitri. Hal yang demikian adalah menyegerakan dalam
melakukan kebaikan.
Namun apabila dilakukan tidak secara berurutan juga tidak apa-apa. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa saja yang puasa Ramadhan lalu mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah dia puasa sepanjang tahun.” (HR. Muslim).
Berdasarkan sabda Rasulullah, tidak
disebutkan secara spesifik pelaksanaan puasa enam hari pada bulan Syawal. Jadi
dapat disimpulkan jika puasa enam hari pada bulan Syawal dapat dilakukan secara
berurutan maupun terpisah, sesuai kemampuan kita masing-masing.
Menjaga Shalat Lima Waktu dan Shalat Berjama’ah
Ketika bulan Ramadhan tiba, kaum muslimin berbondong-bondong memakmurkan
masjid dengan shalat berjamaah. Entah itu shalat lima waktu maupun shalat
tarawih dan witir. Keistimewaan bulan suci Ramadhan inilah yang harus dipertahankan
meski bulan Ramadhan telah usai.
Keutamaan menjaga shalat lima waktu tertuang dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Allah ‘azza wa jala berfirman, ‘Aku wajibkan bagi umatmu shalat lima waktu. Aku berjanji pada diriku bahwa barangsiapa yang menjaganya pada waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Adapun orang yang tidak menjaganya, maka Aku tidak memiliki janji padanya.’” (HR. Ibnu Majah)
Demikian pula shalat berjamaah yang memiliki keutamaan yang besar sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya, “Shalat jamaah lebih utama dari shalat sendirian sebanyak 27 derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka dari itu, jangan sampai kebiasaan-kebiasaan baik pada bulan
Ramadhan kita tinggalkan begitu saja. Ingatlah selalu bahwa Allah swt tak pernah
ingkar dengan janji-Nya.
Memperbanyak Sedekah
Salah satu amalan yang paling ingin dilakukan oleh orang yang telah
meninggal jika diberi sedikit kesempatan untuk beramal shaleh (lagi) di dunia
adalah sedekah. Mengapa demikian? Karena ketika seseorang menyedekahkan atau
menginfakkan hartanya di jalan Allah swt, maka pahala sedekahnya akan sampai
kepada orang tersebut meskipun ia telah tiada. Amalan ini istimewa karena dapat
dilakukan dalam waktu yang singkat namun dampaknya sangat luar biasa.
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadaMu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian) ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shaleh.”” (QS. Al-Munafiqun: 10)
Meningkatkan Intensitas Shalat Malam
Apabila pada bulan suci Ramadhan orang-orang ramai mendirikan shalat
tarawih, maka pada bulan-bulan lain sebaiknya tetap menjaga Shalat Malam, seperti
shalat tahajjud, shalat hajat, ataupun shalat istikharah. Shalat sunnah pada
sepertiga malam adalah jalur alternatif untuk kita bermunajat kepada Allah swt
di kala orang lain terlelap dalam tidurnya.
Allah swt memerintahkan sesuatu pasti ada keistimewaan di dalamnya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai manusia! Sebarkan salam, jalinlah tali silaturrahim (dengan kerabat), berilah makan (kepada istri dan kepada orang miskin), shalatlah di waktu malam sedangkan manusia yang lain sedang tidur, tentu kalian akan masuk ke dalam surga dengan penuh keselamatan.” (HR. Tirmidzi). Selain itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)
Meskipun pada awalnya akan terasa sulit untuk bangun malam dan
mendirikan shalat, tapi kita harus bertekad kuat untuk dapat menjalankannya.
Insya Allah jika niat kita lurus mengharap ridho-Nya, Allah swt akan memudahkan
kita untuk dapat melakukannya. Percayalah selalu bahwa Allah Maha Baik kepada
hamba-hamba-Nya.
Istiqomah
Istiqomah secara bahasa terdiri dari dua kata yaitu ista dan qooma. Ista
berarti upaya atau keinginan untuk mencapai sesuatu, sedangkan qooma berarti
benar, tegak atau sempurna. Jadi arti istiqomah secara utuh adalah upaya untuk
senantiasa tegak (tidak akan goyah) di jalan Allah swt.
Istiqomah merupakan salah satu cara untuk ‘memaksa’ diri kita sendiri
untuk tetap berada di jalan Allah swt. Ketika kita rutin dan konsisten dalam melaksanakan
setiap ibadah kita kepada Allah swt, secara otomatis hati kita terpaut pada-Nya
dan tidak ada lagi celah bagi syaitan untuk mengganggu atau bahkan sampai
membelokkan jalan kita.
Salah satu bentuk istiqomah adalah dengan melakukan perkara-perkara yang
diperintahkan Allah swt secara konsisten atau terus menerus meskipun sedikit. Sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.
“Bebanilah diri kalian dengan amal sesuai dengan kemampuan kalian. Karena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit.” (HR. Abu Daud, An Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ibnu Khuzaimah)
Itulah tadi beberapa amalan yang sebaiknya tetap kita kerjakan meski
bulan Ramadhan telah usai. Semoga Allah mudahkan jalan sahabat domarai untuk menggapai
ridho-Nya. Aamiin ya Rabbal’alamiin.
Referensi
Silsilah Fatawa Nur’alaf Darb kaset nomor 239
Anggraini, Vita. (2020). Arti
Istiqomah. Dilansir dari situs https://dosenpintar.com/arti-istiqomah/#Contoh_Istiqomah