Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Ecobrick, Solusi Menjaga Lingkungan dengan Cara yang Sederhana



Do you know about ”Ecobrick” guys????

Ecobrick adalah sebuah botol plastik yang dikemas dengan memasukkan potongan plastik bekas dalam kondisi bersih dan kering dengan kepadatan tertentu yang dapat digunakan untuk membuat suatu karya seni maupun bangunan yang berdaya guna tinggi. Berdasarkan pengertian yang dijelaskan melalui webside ecobrick.org, selain menggunakan plastik, ecobrick dapat dibuat menggunakan bahan yang sama-sama tidak dapat didaur ulang dan membahayakan lingkungan seperti Styrofoam, kabel, baterai kecil, dan lain-lain. Namun pembuatan ecobrick masih dominan dengan memanfaatkan limbah plastik. Ecobrick dapat dimanfaatkan sebagai furnitur (kursi, meja), ruang tanam, dinding, bahkan sebuah bangunan secara utuh. Beberapa gambar di bawah ini merupakan contoh dari pemanfaatan ecobrick.


Pemanfaatan ecobrick sebagai meja dan kursi (Zahroh, ni’matuz, 2018)

Pemanfaatan ecobrick sebagai ruang tanam (Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, 2018)

Pemanfaatan ecobrick sebagai dinding bangunan (ecobrick.org)


Ecobrick merupakan salah satu cara mendaur ulang sampah-sampah yang membutuhkan waktu sangat lama untuk dapat terurai (a.k.a plastik) sebagai usaha untuk menjaga kelestarian, kenyamanan, serta keselamatan lingkungan. Kelimpahan sampah plastik yang pada akhirnya membuat sengsara bahkan merenggut nyawa penghuni bumi telah banyak diberitakan. Sebagaimana dilansir oleh liputan6.com bahwa Indonesia menempati urutan ke-2 sebagai penyumbang sampah plastik di laut terbesar di dunia. 

Sampah-sampah yang tidak mudah terurai ini sangat banyak ditemukan di laut. Sampah tersebut jelas mengganggu kelangsungan hidup biota laut. Binatang-binatang yang hidup di laut tidak dapat membedakan sampah dengan binatang laut lain yang menjadi makanan mereka. Sehingga pada akhirnya binatang-binatang tersebut memakan sampah, pencernaan mereka bermasalah, lalu mati.

Melansir berita yang diterbitkan liputan6.com pada 28 November 2018, kejadian yang menyayat hati yakni ditemukannya seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) dalam keadaan telah menjadi bangkai di sekitar Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Selatan akibat menelan sampah plastik dalam jumlah yang tidak sedikit. Sampah-sampah yang tertelan oleh paus tersebut berupa plastik kertas, botol plastik, kantong plastik, sandal jepit, tali rafia, serta gelas-gelas plastik. Gambaran tersebut seharusnya menyadarkan kita bahwa tidak mengelola sampah terutama sampah plastik dengan baik dapat membahayakan  kelangsungan makhluk hidup yang menghuni bumi. 

Selanjutnya akan kami jelaskan step by step cara membuat ecobrick guna memanfaatkan kembali limbah sampah. Let’s try !!!!! 😃

Step 1. Siapkan alat dan bahan


Bahan 1. Botol kosong yang sudah dibersihkan dan dikeringkan (Dokumen Pribadi)

Bahan 2. Plastik bekas yang sudah dibersihkan dan sudah dikeringkan (Dokumen Pribadi)
Bahan 3. Gunting untuk memotong sampah plastik (Dokumen Pribadi)
Bahan 4. Tongkat/kayu untuk memasukkan potongan sampah plastik ke dalam botol (Dokumen Pribadi)


Step 2. Gunting kecil-kecil sampah plastik yang sudah dibersihkan hingga menjadi seperti gambar di bawah ini.

Plastik bekas yang sudah dipotong kecil-kecil (Dokumen Pribadi)

Step 3. Masukkan potongan sampah plastik ke dalam botol bekas yang telah disediakan.


Step 4. Rapatkan sampah plastik yang dimasukkan ke dalam botol menggunakan tongkat/kayu


Tekan potongan sampah plastik menggunakan tongkat/kayu hingga memadat (Zahroh, ni’matuz, 2018)


Step 5. Ecobrick telah selesai dibuat


Ecobrick telah siap dimanfaatkan (Dokumen Pribadi)


Beberapa ketentuan yang jangan sampai terlewatkan dalam membuat ecobrick, diantaranya yaitu:

1. Gunakan ukuran botol yang sama agar dapat dimanfaatkan kemudian.

2. Berat minimum ecobrick berdasarkan botol plastik yang digunakan yaitu 500 ml atau 0.5 liter menjadi 175 gram, 1000 ml atau 1 liter menjadi 350 gram, 1500 ml atau 1.5 liter menjadi 525 gram, dan 1750 ml atau 1.75 liter menjadi 613 gram (ecobrick.org).




3. Rapatkan potongan sampah plastik hingga benar-benar memadat atau tidak ada ruang kosong lagi di dalamnya. Hal tersebut dimaksudkan agar ecobrick yang dihasilkan benar-benar kokoh.


4. Pastikan bahwa botol plastik maupun sampah plastik yang digunakan dalam keadaan bersih dan kering.

    Kesimpulan
     Lingkungan alam tempat kita berpijak akan terasa nyaman jika seluruh manusia yang hidup di dalamnya saling bahu membahu menciptakan keseimbangan antara alam dan penghuninya. Kelola sampah yang kita hasilkan setiap harinya dengan bijak agar tidak tercemar lingkungan kita, tidak punah binatang-binatang yang hidup berdampingan dengan kita, serta selalu sehat hati dan raga kita. 


“   Let’s change our behaviour!”