Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Lebih Dekat KepadaNya Allah Swt

Siapa dari sahabat domarai yang ingin hidup sendirian? hidup tanpa arahan? hidup sesuka hati tanpa tujuan yang jelas? Pasti gak ada kan ya. Kita semua pasti ingin hidup di dunia ini dengan tujuan yang jelas, dengan arahan yang benar agar hidup kita damai, tenang, dan diridhai. Diridhai siapa? siapa lagi kalau bukan Allah Swt yang Maha Segala-galanya. Lalu bagaimana caranya? 


Beberapa cara agar kita dapat dekat atau bahkan lebih dekat kepada Allah Swt yakni:

1. Kenali Diri Kita Terlebih Dahulu
Jika kita ingin dekat dengan Allah Swt, terlebih dahulu kita harus menjauhi bahkan menghilangkan setiap perkara yang membuat kita tidak dapat dekat dengan Allah Swt dan Allah Swt tidak mau dekat dengan kita. Perkara apakah itu? tentu saja dosa dan maksiat. 

Dosa dan maksiat bermula dari bisikan syaitan yang membujuk dan merayu kita untuk selalu berbuat apa saja yang dilarang oleh Allah swt. Syaitan berbuat demikian karena Allah Swt mengabulkan permintaannya untuk menggoda umat manusia sampai pada hari akhir kelak. Tinggal kita manusia yang telah dibekali akal dan pikiran oleh Allah Swt yang notabene adalah makhluk yang paling sempurna ini yang harus kuat menolak ajakan syaitan itu. 

Bagaimana jika kita sudah berlumur dosa? masih pantaskah kita memohon untuk diampuni Allah Swt? Jawabannya PANTAS. Jangan sampai lelah untuk selalu bertaubat kepada Allah Swt atas perbuatan dosa yang telah kita perbuat. Jangan pernah lelah!

Ustadz Hanan Attaki pernah menyampaikan jikalau ada seorang hamba yang memohon ampun atau bertaubat kepada Allah Swt, maka Allah Swt akan lebih cepat datang kepada hambaNya tersebut. Allah Swt sangat senang dengan hamba-hambaNya yang bertaubat. Tidak pernah habis kasih sayang Allah Swt bagi hambaNya yang selalu ingat kepadaNya. 

Satu hal lagi yang perlu diingat! Jangan pernah merasa bahwa kita tidak pantas memohon dan meminta kepada Allah Swt karena banyaknya dosa yang kita punya. Allah Swt justru senang dengan hambaNya yang selalu bersimpuh meminta kepadaNya, asalkan kita benar-benar bertaubat dengan Taubat Nasuha untuk tidak lagi berbuat dosa-dosa tersebut. Ingat, bahwa syaitan yang berlabel "terkutuk" saja masih Allah Swt kabulkan doanya untuk ditangguhkan sampai hari akhir. Lalu bagaimana dengan kita? Kalian pasti sudah tau jawabannya. 

2. Shalat Fardhu Jangan Pernah Ditinggalkan
Shalat adalah jelas perintah dari Allah 'Azza wa Jalla. Oleh karena itu, kita sebagai makhlukNya yang taat harus senantiasa mendirikan shalat dengan sebenar-benarnya. Mulai dari niat, wudhu, gerakan, tuma'ninah, pelafalan bacaan, kekhusyu'an, keikhlasan, serta mengharap ridhaNya. 

Ungkapan yang banyak kita dengar yakni "jika engkau ingin mengubah hidupmu, maka perbaikilah shalatmu". Ungkapan tersebut benar karena pada dasarnya memang shalat adalah tiang agama. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah di bawah ini.

Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ
Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat.” (HR. Tirmidzi no. 2616 dan Ibnu Majah no. 3973. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Selayaknya bangunan, shalat adalah penopang utamanya. Apabila penopang utama roboh, maka robohlah seluruh bangunan tersebut. Oleh sebab itu, jangan pernah meninggalkan shalat. Bukankah Allah Swt telah memberikan banyak keringanan kepada kita? Apabila dalam perjalanan jauh, shalat dapat dijamak atau diqashar. Apabila tidak bisa berdiri maka duduk. Jika tidak dapat duduk maka berbaring. Jika tak mampu berbaring maka boleh sebisanya. Terakhir kalau tak dapat shalat sendiri maka dishalatkan (ketika kita wafat). 

Shalat memang Allah Swt yang perintahkan namun jika kita tidak melaksanakannya, bukan Allah yang dirugikan akan tetapi diri kita sendiri. Hidup menjadi tidak terarah, hati tidak tenang, pikiran tidak jernih, dan segala yang membuat kita tidak nyaman.   
3. Perlahan Namun Pasti Amalkan Ibadah-ibadah Sunnah 
Ibadah sunnah adalah ibadah pengiring dari ibadah wajib. Seperti shalat sunnah ditegakkan untuk mengiringi shalat wajib, puasa sunnah dikerjakan untuk mengiringi puasa wajib yakni puasa di bulan Ramadhan, serta amalan wajib lainnya yang memiliki amalan pengiring. Amalan sunnah tersebut berfungsi untuk menyempurnakan jikalau amalan wajib kita kurang sempurna. 

Riyadhus Sholihin, Kitab Al-Fadhail, Bab 193. Perintah Menjaga Shalat Wajib dan Larangan serta Ancaman yang Sangat Keras bagi yang Meninggalkannya
Hadits #1081
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Beberapa contoh ibadah sunnah yang dapat kita kerjakan yakni shalat rawatib yang dikerjakan sebelum atau sesudah shalat fardu, shalat dhuha di pagi hari, puasa senin kamis, puasa daud, dan masih banyak lagi. Adapun beberapa keutamaan ibadah sunnah yaitu (1) Menggapai wali Allah (orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa) yang terdepan, (2) melengkapi kekurangan pada amalan wajib, dan (3) Allah akan beri petunjuk pada penglihatan, pendengaran, kaki, dan tangan, serta doanya mustajab.    

4. Berteman dengan Orang-orang yang Shaleh/Shalehah
Lingkungan dimana kita ada di dalamnya, begitulah kita dibentuk. Jika kita berteman dengan kawan yang suka main ke diskotik, minum-minuman beralkohol, lambat laun kita akan tergoda untuk mencicipinya. Lain halnya jika kita berteman dengan kawan yang suka ikut kajian, belajar iqra', maka sedikit demi sedikit kita juga akan mengikuti kebiasan tersebut. 

5. Mulalilah Bershadaqah
Bershadaqah itu tidak harus sesuatu yang dapat dinilai dengan harta saja. Misalnya senyum dengan ikhlas kepada sesama juga termasuk shadaqah. 

6. Perbanyaklah Dzikir 
Ingatlah Allah Swt dimanapun kita berada. Bukankah jika kita mengingat Allah, maka pasti Allah mengingat kita pula? 


Sumber:
[1] Tuasikal, Muhammad Abduh. (2010). Jangan Sampai Remehkan Amalan Sunnah. Diakses dari laman https://rumaysho.com/861-jangan-sampai-remehkan-amalan-sunnah.html.
[2] _______________________. (2014). Shalat adalah Tiang Agama. Diakses dari laman https://rumaysho.com/5911-shalat-adalah-tiang-agama.html.
[3] _______________________. (2017). Shalat itu Yang Pertama Kali Akan Dihisab. Diakses dari laman https://rumaysho.com/16963-shalat-itu-yang-pertama-kali-akan-dihisab.html.