Bijak Memanfaatkan Waktu
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh sahabat domarai yang dirahmati Allah swt. Gimana nih kabarnya hari ini? Semoga semuanya sehat wal’afiat tidak kurang suatu apapun ya. Sebelum masuk pembahasan kali ini, aku pengen tanya dulu deh sama kalian. Waktu 24 jam sehari yang Allah berikan kepada kalian, kalian gunakan buat ngapain aja nih? kerja terus menerus kah?, rebahan sepanjang hari kah?, nongkrong bareng temen-temen sampe lupa waktu kah?, nge-game sampe dimarahin orang tua kah? atau memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang bermanfaat?
Nah,,, sudah tau kan sahabat, kali ini kita akan membahas tentang apa? Benar, kali ini kita akan membahas tentang ‘waktu’. Kembali kepada pertanyaan di awal tadi, waktu 1x24 jam tentu saja yang paling ideal adalah dengan menggunakannya untuk kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupan di dunia serta akhirat. Hal itu jelas karena kita tidak selamanya hidup di dunia yang fana ini, melainkan akan dibangkitkan kembali di akhirat yang kekal.
Pada hakikatnya, waktu dibagi menjadi 2, yaitu waktu objektif dan waktu subjektif. Waktu objektif adalah waktu yang sama atau waktu yang dialami oleh seluruh insan di muka bumi ini, misalnya 1 tahun = 12 bulan, 1 bulan = 30 hari, dan 1 hari = 24 jam. Sementara waktu subjektif adalah waktu yang pasti akan dialami seluruh umat manusia, namun waktu terjadinya berbeda-beda, misalnya waktu kelahiran, waktu kematian, waktu mendapat nikmat, dan waktu mendapat musibah.
Satu hari di akhirat sama dengan seribu hari di dunia. Sebagaimana yang Allah Ta’ala sebutkan,
Arab-Latin:
“Wa inna yauman 'inda rabbika ka`alfi sanatim mimmā ta'uddụn”
Terjemah Arti:
“Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. Al Hajj: 47).
... Singkatnya waktu kita hidup di dunia ini tak lantas membuat kita mengabaikan kehidupan dunia. Namun menyeimbangkan antara keduanya. Bukankah Allah telat melengkapi diri ini dengan akal pikiran? Nimat dari Allah yang luar biasa itu bisa kita pergunakan sebaik mungkin, jangan sampai kita kufur atas nikmat tersebut dengan tidak mempergunakannya untuk hal-hal yang baik.
Referensi: https://tafsirweb.com/5783-quran-surat-al-hajj-ayat-47.html