Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kesehatan Reproduksi Pria dan Wanita Pranikah

Domarai.com Kesehatan reproduksi dalam sebuah pernikahan merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Hal tersebut tidak lain dan tidak bukan karena tujuan dari pernikahan adalah mendapatkan keturunan. Oleh karena itu, sudah seharusnya calon pengantin, baik pria maupun wanita menjaga kesehatan dirinya masing-masing. 



Definisi sehat menurut World Health Organization (WHO) yaitu kondisi dimana fisik, psikologis, dan sosial dalam keadaan baik. Apabila salah satu di antara tiga komponen tersebut dalam keadaan kurang baik, maka dapat dikatakan bahwa seseorang itu sedang dalam keadaan tidak sehat. Tiga komponen pembentuk “sehat” itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Itulah mengapa terkadang ada orang yang sedang memikirkan banyak permasalahan atau stress akan sesuatu berakibat sakit pada fisiknya. 

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenang dan tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)

Refleksi dari ayat di atas adalah sel sperma dan sel ovum (telur) seperti sudah pernah bertemu, padahal keduanya dipersiapkan di tempat yang berbeda. Itulah yang dinamakan saling mempersiapkan diri agar proses fertilisasi atau pembuahan dapat berlangsung. Sperma memiliki sifat basa (ph > 7), sementara jalur menuju rahim bersifat asam. Apabila sperma gagal mencapai tuba fallopi (tempat bertemunya sperma dan ovum), maka tidak akan terjadi pembuahan. 

Kesehatan Reproduksi Pranikah 

Reproduksi Pria

Pembagian masalah kesehatan reproduksi pria secara umum dibagi menjadi 2, yaitu adanya infeksi dan tidak. 

Masalah kesehatan reproduksi pria disebabkan infeksi 

  1. Gonorrhoea (kencing nanah) ‘Raja Singa’
  2. HIV
  3. Sifilis
  4. Herpes
  5. Orchitis

Masalah kesehatan reproduksi pria tanpa adanya infeksi dibagi menjadi 2, yaitu dikarenakan kelainan struktur anatomi dan kelainan bukan karena struktur anatomi.

1) Kelainan struktur anatomi

  • Epispadia/hipospadia
  • Torsio Testis
  • Micropenis
  • Impotensi

2) Kelainan bukan karena struktur anatomi

  • Kelainan sperma
  • Kelainan hormonal
  • Impotensi 

Adanya masalah-masalah pada sistem reproduksi pria dapat dideteksi dengan 3 cara, yaitu:

  1. Pendeteksian dari luar, dapat dilihat secara bentuk maupun masalah yang dirasakan
  2. Fungsi ereksi setiap pagi
  3. Memiliki riwayat sakit di area genital, seperti radang testis, pembedahan organ genital, riwayat infeksi, dan lain-lain.

Masalah-masalah pada sistem reproduksi dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal, diantaranya:

  1. Sunat,
  2. Rajin berolahraga,
  3. Hindari merokok karena berpengaruh pada pembuluh darah,
  4. Konsumsi makan makanan yang sehat, dan 
  5. Jagalah pandangan dari sesuatu yang haram.

Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2, yaitu sistem reproduksi bagian luar yang berfungsi sebagai gerbang masuk sperma saat berhubungan seksual dan sistem reproduksi bagian dalam yang berfungsi menghasilkan sel ovum serta tempat berkembangnya janin. Batas antara sistem reproduksi luar dan dalam adalah lubang vagina. 

kesehatan sistem reproduksi dapat dijaga melalui 2 cara, yaitu dengan menjaga kebersihan organ-organ sistem reproduksi dan mencari tahu permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada sistem reproduksi. 

Adapun cara menjaga Kebersihan Organ Reproduksi, meliputi:

  1. Sebaiknya pakaian dalam diganti minimal 2x dalam sehari,
  2. Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik,
  3. Pakailah handuk yang bersih, kering, tidak lembab dan bau untuk mengeringkan organ reproduksi setelah buang air, 
  4. Membersihkan organ reproduksi luar dari arah depan ke belakang menggunakan air bersih dan dikeringkan menggunakan handuk/tisu,
  5. Tidak boleh terlalu sering menggunakan cairan pembilas vagina,
  6. Jangan memakai pembalut tipis dalam waktu yang lama,
  7. Penggunaan pembalut ketika menstruasi diganti paling lama setiap 4 jam sekali/setelah buang air,
  8. Bagi wanita yang sering keputihan, berbau, dan berwarna harap memeriksakan diri ke petugas kesehatan

Beberapa cara untuk menjaga kebersihan organ reproduksi di atas bertujuan supaya mencegah tumbuhnya organisme-organisme asing di bagian organ reproduksi atau dapat dikatakan mencegah infeksi. Seks yang aman, bertanggung jawab, dan dengan pasangan yang sah adalah kunci agar terhindar dari Infeksi Menular Seksual (IMS) dan HIV/AIDS. 

Itu tadi beberapa insight tentang kesehatan reproduksi pranikah. Bagi sahabat domarai yang bercita-cita memiliki anak yang sholeh dan sholehah, maka sudah semestinya untuk menjaga kesehatan, utamanya kesehatan reproduksi. Karena sehat dan anak yang sholeh dan sholehah merupakan investasi dunia dan akhirat.