Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Melalui Proses Ta'aruf, Mungkinkah Cinta Setelah Sah?

 



Ada dua pertanyaan untuk sahabat domarai yang membaca tulisan ini,,,
Apakah cinta dibutuhkan sebelum menikah?
Kalau jawabannya ‘iya’, bagaimana kalau pada akhirnya malah tidak jadi menikah? 
Hati akan bersedih lalu menyalahkan keadaan! 
Sungguh bukan itu yang kita inginkan.

Berkaitan dengan cinta, ada sebuah ungkapan yang indah oleh Ustadzah Robi’ah Qurrota A’yun, “Love is a gift and to feel love is a blessing”. Artinya, cinta adalah anugerah dan merasakan cinta adalah berkah. Merasakan cinta, entah terhadap orang tua atau bahkan lawan jenis adalah sebuah fitrah seorang manusia, namun yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengontrolnya supaya tetap di jalur yang benar yakni jalur yang sesuai ketentuan Allah swt. 

Apabila virus merah jambu telah menyerang, biasanya kita mulai memikirkan sesosok yang kita idamkan tersebut. Peristiwa itu sudah dapat digolongkan sebagai zina hati. Hanya ada dua penyelesaian untuk zina hati, yakni “hilangkan” atau “halalkan”. Ketika sahabat domarai telah mampu untuk membina rumah tangga bersama “dia”, pilihlah jalur menikah. Namun apabila belum siap dan mampu, hilangkanlah dulu rasa-rasa yang mulai menyeruak di dalam hati, sembari berusaha dan berdoa kepada Allah agar segera dimampukan untuk menuju halal. 

“Bangunlah cinta di atas pernikahan, bukan pernikahan di atas cinta.” (Buya Yahya)
“Memiliki perasaan sebelum menikah itu tidak dilarang, tapi sangat tidak ideal karena hal itu membuat kita menjadi tidak objektif dalam membuat keputusan-keputusan besar.” (Robi’ah Qurrota AĆ½un)
Aku ingin memilih jalur Ta’aruf untuk menikah, tapi bagaimana caranya untuk meyakinkan diri terhadap dia yang belum kita kenal?
1. Pelajari CV Ta’aruf calon pasangan 
2. Cari informasi tentang calon pasangan kepada orang terdekatnya
3. Cari tahu isi media sosial calon pasangan
4. Istikharah

Tapi banyak yang bilang kalau ta’aruf itu seperti membeli kucing dalam keranjang, benarkah demikian? Tentu saja jawabannya tidak. Apabila kita sudah yakin untuk melakukan proses ta’aruf tanpa pacaran untuk menuju gerbang pernikahan, ada andil Allah swt di dalamnya. Karena ta’aruf bukan hanya sekedar perkenalan, namun sarana untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya serta menyamakan visi misi kehidupan rumah tangga yang ingin dibangun bersama untuk condong pada jawaban ‘ya’ kita lanjut ke proses berikutnya. 

Salah satu yang paling penting dalam proses ta’aruf adalah ISTIKHARAH, yakni komunikasi dengan Allah swt untuk memantapkan hati terhadap dia yang kita pilih. 

Jikalau ketika awal pernikahan belum ada rasa cinta, lalu bagaimana cara menumbuhkannya???
1. Kosongkan hati,
        Bertujuan supaya tidak membanding-bandingkan dengan yang lain serta dapat berpikir objektif

2. Meminta kepada Allah swt untuk ditumbuhkan rasa cinta kepada siapapun jodoh kita 
        Doa ini bisa kita panjatkan meskipun kita belum tau siapa yang akan datang melamar

3. Fokuslah pada kebaikan pasangan kita
        Seberapa buruk sifat umat manusia, pasti memiliki sisi baiknya masing-masing

4. Jangan berhenti mengenal pasangan kita
        Bangun komunikasi yang baik 

  • Contoh tumbuhnya rasa cinta terhadap dia yang tak pernah kita kenal sebelumnya adalah kecintaan kita terhadap sosok Baginda Nabi Besar Muhammad saw.  Kita yang berstatus umat Rasulullah saw tidak pernah sekalipun hidup berdampingan dengan beliau apalagi melihat wajah beliau, namun banyak kisah yang menceritakan bagaimana luhurnya akhlaq beliau. Sehingga kita dapat mencintai beliau meskipun tidak pernah berjumpa dengan beliau. 
Ketika kita memilih jalur yang sesuai syari’at agama untuk menikah, terdapat manfaat yang mengiringi langkah kita itu, diantaranya:
- Tidak menimbulkan fitnah karena tidak melalui jalur pacaran
- Adanya masa-masa awkward di awal pernikahan yang menambah kesan romantis
- Keluarga besar akan sangat antusias dengan pasangan kita
- Perlakuan pasangan akan lebih romantis (bergantung pribadi masing-masing)
- Sebagai motivasi bagi teman-teman yang belum menikah untuk melakukan hal yang sama

Akhir kalimat, jika setiap proses yang kita lalui dalam kehidupan ini melibatkan Allah swt, percayalahkan kita tidak akan kecewa.